Desa Sri Dadi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Desa ini dikenal sebagai desa yang masyarakatnya dominan berasal dari suku Jawa dan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Namun, dalam perkembangannya, banyak penduduk Sri Dadi yang merantau ke luar daerah, terutama ke Jakarta, menjadikan desa ini juga dikenal sebagai desa para perantau.

Sri Dadi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan desa-desa lain di Kalirejo. Jika pada umumnya struktur pemerintahan desa terdiri dari RW dan RT, maka di Sri Dadi masyarakat lebih familiar dengan istilah kelompok. Desa ini terbagi menjadi 7 kelompok, yaitu Kelompok 1 hingga Kelompok 7, yang masing-masing terdiri dari beberapa RT dan RW.

Secara geografis, Desa Sri Dadi berbatasan langsung dengan:

• Sebelah timur: Pekon Sukosari
• Sebelah selatan: Pekon Kaliwungu
• Sebelah barat: Pekon Srimulyo
• Sebelah utara: Pekon Poncowarno

Mayoritas masyarakat Desa Sri Dadi memeluk agama Islam. Di desa ini terdapat dua masjid dan sekitar 15 mushola yang aktif digunakan untuk kegiatan keagamaan. Meski kehidupan beragama sangat kuat, unsur budaya Jawa seperti kepercayaan terhadap hari baik, sesajen, tahlilan, dan penghormatan terhadap tempat-tempat yang dianggap keramat masih hidup di tengah masyarakat, mencerminkan kearifan lokal yang lestari.

Walaupun Sri Dadi termasuk desa agraris, namun tidak sedikit warganya yang beralih profesi menjadi pedagang, terutama generasi mudanya yang banyak merantau ke ibu kota. Mereka membuka usaha kuliner seperti nasi goreng, martabak, hingga warung Tegal (warteg) dan banyak yang berhasil membangun kehidupan mandiri di tanah rantau.

Dengan potensi lahan pertanian yang luas dan sumber daya manusia yang kuat, Sri Dadi menjadi desa yang menjanjikan untuk pengembangan usaha. Pemerintah desa terbuka terhadap investasi, baik di sektor pertanian, UMKM, maupun teknologi informasi. Hingga kini, peluang untuk menanamkan modal di Sri Dadi masih terbuka lebar karena belum banyak investor yang masuk, menjadikan desa ini sebagai lahan potensial bagi pertumbuhan ekonomi lokal.